Sabtu, 29 Oktober 2011

HARMONISASI HUBUNGAN POLITIK INDONESIA DENGAN MAROKO : MENGGAPAI ICON PERDAMAIAN DUNIA

Oleh: Irma Yulianti                  



Maroko. Apa yang ada di benak Anda ketika mendengar negara Maroko?. Tentu barangkali Anda mengatakan bahwa negara Maroko adalah salah satu negara di Timur Tengah. Ya, memang sebagian atau bahkan hampir kita semua mengatakan bahwa negara Maroko merupakan negara di Timur Tengah. Timur Tengah adalah sebuah wilayah yang secara politis dan budaya merupakan bagian dari benua Asia, atau Afrika-Eurasia. Pusat dari wilayah ini adalah daratan di antara Laut Mediterania dan Teluk Persia serta wilayah yang memanjang dari Anatolia, Jazirah Arab dan Semenanjung Sinai. Kadangkala disebutkan juga area tersebut meliputi wilayah dari Afrika Utara di sebelah barat sampai dengan Pakistan di sebelah timur dan Kaukasus dan/atau Asia Tengah di sebelah utara. Sedangkan Maroko adalah negara kerajaan yang berada di wilayah Afrika utara atau bagian barat dari benua Afrika yang sering disebut dengan Maghribi (negeri matahari terbenam).


Bagi Indonesia sendiri, berkembang anggapan umum yang masih memandang benua Afrika sebagai benua hitam, benua konflik dan perang saudara. Benua yang hampir-hampir tidak memiliki relevansi sama sekali dengan kepentingan politik dan ekonomi dan dengan sendirinya terabaikan dari wacana pergaulan luar negeri Indonesia. Bahkan kurang menjadikan prioritas utama dalam pergaulan politik luar negeri Indonesia.


Dalam pergaulan politik dengan negara-negara di Benua Afrika, Indonesia harus bisa mengubah paradigma berpikir tentang negara-negara Benua Afrika kearah positif. Artinya bahwa hubungan politik dari negara manapun tetap mempunyai nilai benefit yang baik untuk perkembangan perpolitikan di Indonesia. Tanpa memfokuskan hubungan hanya pada negara-negara tertentu saja. Melainkan melibatkan negara-negara dari belahan dunia lain. Salah satunya yaitu negara-negara di Benua Afrika, contohnya adalah negara Maroko.


Berbicara mengenai hubungan politik Indonesia dengan Maroko jika ditilik lebih jauh, sebenarnya hubungan Indonesia-Maroko telah terjalin sejak pertengahan abad 14 Masehi. Yaitu ketika musafir terkenal Ibnu Battutah melakukan perjalanan dari Maroko menuju Mesir, India, dan akhirnya tiba di Indonesia di Kerajaan Samudera Pasai, Aceh. Begitu juga Maulana Malik Ibrahim, salah satu sesepuh Wali Songo, yang lebih dikenal dengan nama “Syeikh Maghribi” juga datang dari negara ini.
Pada tahun 1955, hubungan Maroko dengan Indonesia di perkuat lagi yaitu Maroko turut aktif berperan di Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, Jawa Barat. Dan tanggal 2 Maret 1956, Maroko merupakan salah satu negara pertama di Afrika Utara yang meraih kemerdekaan dari kolonial Perancis. Empat tahun kemudian, 2 Mei 1960, Presiden Soekarno tiba di kota Rabat bertemu Raja Muhamad V. Soekarno merupakan presiden pertama yang datang ke negara itu. Ini awal hubungan diplomatik Indonesia dan Maroko. Presiden Soekarno juga dianggap sebagai pemimpin revolusi dunia yang membangkitkan semangat kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika.


Lalu kemudian sampai saat ini pun hubungan Indonesia dengan Maroko jarang terdengar terjadi pertikaian ataupun pertentangan diantara kedua negara. Kita pun jarang mendengar hubungan Indonesia dengan Maroko kisruh atau pun mengalami konflik. Hubungan Maroko dengan Indonesia selama ini memang adem ayem  saja seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Hubungan bilateral Kerajaan Maroko dengan Republik Indonesia selama ini terjalin dengan baik,  karena kedua negara sama-sama memiliki kesamaan pandangan dalam menyikapi berbagai isu regional maupun internasional. Harmonisasi hubungan Maroko dengan Indonesia tidak hanya terjadi pada hubungan politik saja tetapi juga pada bidang lain seperti bidang pendidikan, budaya, pariwisata hingga pertahanan dan keamanan.


Ibarat persabahatan yang tengah diuji oleh berbagai peristiwa dan konflik yang mendera, jalinan persahabatan itupun bisa mengalami chaos dan bahkan bisa mengalami kerenggangan hubungan persahabatan. Begitu juga yang terjadi dengan hubungan politik Maroko dengan Indonesia mengalami kerenggangan akibat efek domino pergolakan-pergolakan dan kerusuhan yang terjadi di berbagai belahan negara Timur Tengah dan Afrika Utara. Seperti yang terjadi di negara Mesir, Libya, Yaman, Tunisia, dan negara lainnya.Pertikaian politik dan pergolakan yang terjadi di Libya, Mesir, Yaman, Tunisia dan negara lainnya telah memberikan pengaruh buruk bagi hubungan perpolitikan negara-negara Timur tengah dan negara Afrika utara dengan negara-negara di belahan dunia lain. Hal tersebut  mengakibatkan kerenggangan hubungan diplomasi negara-negara Timur tengah dan Afrika utara dengan negara-negara di dunia.


Pertikaian dan pergolakan politik yang terjadi di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara yang terjadi di  tahun 2011 ini telah banyak memberikan dampak buruk mulai dari hubungan diplomasi yang mengalami kerenggangan hingga terganggunya aktivitas perekonomian global. Dengan pertikaian dan pergolakan politik terjadi memungkinkan memberikan  efek domino yang buruk terhadap hubungan diplomasi Indonesia dan Maroko. Dengan kondisi yang seperti ini, Indonesia seyogyanya memiliki sikap bijak dalam menyikapi permasalahan pertikaian dan pergolakan politik yang terjadi di negara Timur tengah dan negara Afrika. Jangan sampai pergolakan yang terjadi membuat hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Timur tengah mengalami gangguan atau bahkan mengalami kerenggangan diplomasi.


Berangkat dari pertikaian dan pergolakan politik yang terjadi di Timur tengah dan Afrika ini, menjadi sangat  esensial dan urgentif, bagi  Indonesia untuk menggagas sebuah konsep peraturan atau kebijakan-kebijakan mengenai perhubungan politik Indonesia dengan Maroko agar lebih terjalin keharmonisan. Selain itu juga melibatkan berbagai kalangan untuk turut ikut andil dalam menciptakan iklim keharmonisan dunia dalam hubungan perpolitikan  antar negara. salah satu yang bisa dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam menciptakan atmosfer kehidupan hubungan perpolitikan yang harmonis di dunia Internasional.


            Hubungan bilateral Indonesia dengan Maroko dari zaman dahulu hingga sekarang telah terjalin dengan baik sehingga memiliki prospek hubungan perpolitikan yang bagus  di masa depan. Ini momentum bagi Indonesia untuk menjadi founder  dalam hubungan perpolitikan dengan Maroko untuk menggapai icon perdamaian dunia, tidak hanya di negara-negara Timur tengah dan Afrika namun juga untuk  di dunia Internasional. Dengan pertikaian dan pergolakan politik yang terjadi di negara Timur tengah seharusnya tidak dijadikan sebagai sebuah kemunduran hubungan perpolitikan dengan negara-negara di Timur tengah dan Afrika khususnya Maroko. Namun  menjadikan sebagai momentum untuk unjuk gigi kepada dunia bahwa Indonesia mampu menjalin hubungan diplomasi yang harmonis dengan Maroko walaupun kerapkali terjadi pergolakan-pergolakan politik. Ditengah terjadinya krisis dan pergolakan-pergolakan ini, hendaknya tidak menyurutkan hubungan politik Indonesia dengan Maroko dalam melakukan kerjasama-kerjasama politik luar negeri maupun dalam negeri. Mari kita sebagai bagian dari masyarakat Indonesia berpartisipasi dengan mendukung harmonisasi hubungan perpolitikan Indonesia dengan Maroko untuk menggapai icon perdamaian dunia!.






DAFTAR PUSTAKA







http://id.wikipedia.org/wiki/Timur_Tengah



  •  Tulisan ini pernah di lombakan dalam lomba "hubungan politik Indonesia dengan Maroko 2011






















































Tidak ada komentar:

Posting Komentar