Oleh: Irma Yulianti
Maroko. Apa yang ada di benak Anda ketika
mendengar negara Maroko?. Tentu barangkali Anda mengatakan bahwa negara Maroko
adalah salah satu negara di Timur Tengah. Ya, memang sebagian atau bahkan
hampir kita semua mengatakan bahwa negara Maroko merupakan negara di Timur
Tengah. Timur Tengah adalah
sebuah wilayah yang secara politis dan budaya merupakan bagian dari benua Asia, atau Afrika-Eurasia. Pusat dari wilayah ini adalah daratan di antara Laut Mediterania dan Teluk Persia serta wilayah yang memanjang dari Anatolia, Jazirah Arab dan Semenanjung Sinai. Kadangkala disebutkan juga area tersebut
meliputi wilayah dari Afrika Utara di sebelah barat sampai dengan Pakistan di sebelah
timur dan Kaukasus dan/atau Asia Tengah di sebelah utara. Sedangkan Maroko adalah negara kerajaan yang berada di
wilayah Afrika utara atau bagian barat dari benua Afrika yang sering disebut
dengan Maghribi (negeri matahari terbenam).
Bagi Indonesia sendiri, berkembang anggapan umum yang masih memandang benua
Afrika sebagai benua hitam, benua konflik dan perang saudara. Benua yang
hampir-hampir tidak memiliki relevansi sama sekali dengan kepentingan politik
dan ekonomi dan dengan sendirinya terabaikan dari wacana pergaulan luar negeri
Indonesia. Bahkan kurang menjadikan prioritas utama dalam pergaulan politik
luar negeri Indonesia.
Dalam pergaulan politik dengan negara-negara di Benua Afrika, Indonesia
harus bisa mengubah paradigma berpikir tentang negara-negara Benua Afrika
kearah positif. Artinya bahwa hubungan politik dari negara manapun tetap mempunyai
nilai benefit yang baik untuk perkembangan perpolitikan di Indonesia. Tanpa
memfokuskan hubungan hanya pada negara-negara tertentu saja. Melainkan
melibatkan negara-negara dari belahan dunia lain. Salah satunya yaitu negara-negara di Benua Afrika,
contohnya adalah negara Maroko.
Berbicara mengenai hubungan politik Indonesia
dengan Maroko jika ditilik lebih jauh, sebenarnya hubungan Indonesia-Maroko
telah terjalin sejak pertengahan abad 14 Masehi. Yaitu ketika musafir terkenal
Ibnu Battutah melakukan perjalanan dari Maroko menuju Mesir, India, dan
akhirnya tiba di Indonesia di Kerajaan Samudera Pasai, Aceh. Begitu juga
Maulana Malik Ibrahim, salah satu sesepuh Wali Songo, yang lebih dikenal dengan
nama “Syeikh Maghribi” juga datang dari negara ini.
Pada tahun 1955, hubungan Maroko dengan Indonesia
di perkuat lagi yaitu Maroko turut aktif berperan di Konferensi Asia Afrika
(KAA) di Bandung, Jawa Barat. Dan tanggal 2 Maret 1956, Maroko merupakan salah
satu negara pertama di Afrika Utara yang meraih kemerdekaan dari kolonial
Perancis. Empat tahun kemudian, 2 Mei 1960, Presiden Soekarno tiba di kota
Rabat bertemu Raja Muhamad V. Soekarno merupakan presiden pertama yang datang
ke negara itu. Ini awal hubungan diplomatik Indonesia dan Maroko. Presiden
Soekarno juga dianggap sebagai pemimpin revolusi dunia yang membangkitkan
semangat kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika.
Lalu kemudian sampai saat ini pun hubungan
Indonesia dengan Maroko jarang terdengar terjadi pertikaian ataupun
pertentangan diantara kedua negara. Kita pun jarang mendengar hubungan
Indonesia dengan Maroko kisruh atau pun mengalami konflik. Hubungan Maroko
dengan Indonesia selama ini memang adem ayem
saja seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Hubungan bilateral Kerajaan
Maroko dengan Republik Indonesia selama ini terjalin dengan baik, karena kedua negara sama-sama memiliki
kesamaan pandangan dalam menyikapi berbagai isu regional maupun internasional. Harmonisasi
hubungan Maroko dengan Indonesia tidak hanya terjadi pada hubungan politik saja
tetapi juga pada bidang lain seperti bidang pendidikan, budaya, pariwisata
hingga pertahanan dan keamanan.
Ibarat persabahatan yang tengah diuji oleh
berbagai peristiwa dan konflik yang mendera, jalinan persahabatan itupun bisa
mengalami chaos dan bahkan bisa mengalami kerenggangan hubungan
persahabatan. Begitu juga yang terjadi dengan hubungan politik Maroko dengan
Indonesia mengalami kerenggangan akibat efek domino pergolakan-pergolakan dan
kerusuhan yang terjadi di berbagai belahan negara Timur Tengah dan Afrika Utara.
Seperti yang terjadi di negara Mesir, Libya, Yaman, Tunisia, dan negara lainnya.Pertikaian politik dan pergolakan yang terjadi di Libya,
Mesir, Yaman, Tunisia dan negara lainnya telah memberikan pengaruh buruk bagi
hubungan perpolitikan negara-negara Timur tengah dan negara Afrika utara dengan
negara-negara di belahan dunia lain. Hal tersebut mengakibatkan kerenggangan hubungan diplomasi
negara-negara Timur tengah dan Afrika utara dengan negara-negara di dunia.
Pertikaian dan pergolakan politik yang terjadi di
kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara yang terjadi di tahun 2011 ini telah banyak memberikan dampak
buruk mulai dari hubungan diplomasi yang mengalami kerenggangan hingga
terganggunya aktivitas perekonomian global. Dengan pertikaian dan pergolakan
politik terjadi memungkinkan memberikan
efek domino yang buruk terhadap hubungan diplomasi Indonesia dan Maroko.
Dengan kondisi yang seperti ini, Indonesia seyogyanya memiliki sikap bijak
dalam menyikapi permasalahan pertikaian dan pergolakan politik yang terjadi di
negara Timur tengah dan negara Afrika. Jangan sampai pergolakan yang terjadi
membuat hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Timur tengah
mengalami gangguan atau bahkan mengalami kerenggangan diplomasi.
Berangkat dari pertikaian dan
pergolakan politik yang terjadi di Timur tengah dan Afrika ini, menjadi sangat esensial dan urgentif, bagi Indonesia untuk menggagas sebuah konsep
peraturan atau kebijakan-kebijakan mengenai perhubungan politik Indonesia
dengan Maroko agar lebih terjalin keharmonisan. Selain itu juga melibatkan
berbagai kalangan untuk turut ikut andil dalam menciptakan iklim keharmonisan
dunia dalam hubungan perpolitikan antar
negara. salah satu yang bisa dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam menciptakan
atmosfer kehidupan hubungan perpolitikan yang harmonis di dunia Internasional.
Hubungan bilateral Indonesia dengan
Maroko dari zaman dahulu hingga sekarang telah terjalin dengan baik sehingga
memiliki prospek hubungan perpolitikan yang bagus di masa depan. Ini momentum bagi Indonesia
untuk menjadi founder dalam
hubungan perpolitikan dengan Maroko untuk menggapai icon perdamaian dunia,
tidak hanya di negara-negara Timur tengah dan Afrika namun juga untuk di dunia Internasional. Dengan pertikaian
dan pergolakan politik yang terjadi di negara Timur tengah seharusnya tidak
dijadikan sebagai sebuah kemunduran hubungan perpolitikan dengan negara-negara
di Timur tengah dan Afrika khususnya Maroko. Namun menjadikan sebagai momentum untuk unjuk gigi
kepada dunia bahwa Indonesia mampu menjalin hubungan diplomasi yang harmonis
dengan Maroko walaupun kerapkali terjadi pergolakan-pergolakan politik.
Ditengah terjadinya krisis dan pergolakan-pergolakan ini, hendaknya tidak
menyurutkan hubungan politik Indonesia dengan Maroko dalam melakukan
kerjasama-kerjasama politik luar negeri maupun dalam negeri. Mari kita sebagai
bagian dari masyarakat Indonesia berpartisipasi dengan mendukung harmonisasi
hubungan perpolitikan Indonesia dengan Maroko untuk menggapai icon perdamaian
dunia!.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Timur_Tengah
- Tulisan ini pernah di lombakan dalam lomba "hubungan politik Indonesia dengan Maroko 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar