Selasa, 10 Mei 2011

Berkaca Pada Pengalaman

Oleh : Irma Yulianti


Ketika mengingat hal-hal yang memalukan dan terlihat bodoh di masa lalu, disaat-saat seperti itulah kebencian yang amat sangat hadir membelenggu. Harga diri dan martabat terasa begitu dihinakan. Namun, disaat itu pula “self reflection” menjadikan basis kekuatan untuk menuju self enlightenment. Cukuplah itu menjadi bagian dari sebuah pengalaman. Bukankah pengalaman adalah guru terbaik bahkan lebih berharga dan lebih baik dari guru manapun yang ada saat ini.

Ya. Itulah gambaran sebuah kehidupan yang terhalang “kabut”. Bagaimana sebuah narasi kehidupan baik itu indah atau tidak jika kehidupan yang pernah dijalani direfleksikan, maka sebuah ‘pencerahan’ lambat laut akan datang menghampiri. Refleksi diri membantu mencari jati diri kita yang hilang oleh proses kulturalisasi lingkungan. Histori kehidupan seseorang yang terinternalisasi dalam kultur masyarakat majemuk melahirkan beragam cerita diri yang melebur dalam kesedihan, kekecewaan, kegembiraan, ketakutan, dan lain sebagainya.

Secara umum makna dari “Pengalaman adalah guru terbaik” yaitu suatu kejadian atau peristiwa yang menimpa perjalanan hidup kita pada masa yang telah lewat baik peristiwa menyenangkan maupun tidak menyenangkan, kemudian atas kejadian atau peristiwa tersebut kita jadikan sebagai suatu pelajaran, peringatan dan motivasi yang berharga dalam menyikapi dan menentukan langkah perjalanan hidup berikutnya.
Pengalaman memiliki dua makna jika ditinjau dari segi orang yang menimpanya dan dari segi orang lain. Pengalaman diri sendiri baik itu menyenangkan atau tidak kita dapat belajar memaknai hidup dengan mempelajari dan mengambil hikmah dari kejadian atau peristiwa yang menimpa diri kita sendiri. Bila yang menimpa itu sesuatu yang menyenangkan, maka hal itu tidaklah masalah karena telah sesuai dengan apa yang kita harapkan sebelumnya. Akan tetapi bila yang menimpa diri kita adalah sesuatu yang tidak menyenangkan bahkan menyakitkan, maka hal itu akan selalu tertanam dalam benak kita sepanjang kita belum bisa melepaskannya.

Sedangkan pengalaman yang berasal dari orang lain adalah guru terbaik. maka pikiran yang ada dalam benak kita adalah kita melihat, mendengar dan berusaha semampu kita untuk merasakan apa yang orang lain rasakan. Sudah jelas bahwa pengertian dari ungkapan “Pengalaman orang lain adalah guru terbaik” yaitu suatu kejadian atau peristiwa yang telah menimpa orang lain kemudian kita belajar dari pengalaman tersebut sebagai bekal kita dalam mengarungi perjalanan hidup kita sendiri. Dengan kata lain, kejadian atau peristiwa itu sama sekali belum menimpa diri kita dan kita sama sekali belum merasakannya.
Pengalaman yang berasal dari diri sendiri maupun dari orang lain baik itu yang bersifat menyenangkan atau tidak menyenangkan, kita sebagai manusia yang diberi akal dan pikiran seyogianya memiliki rasa ’self reflection” agar kehidupan selanjutnya lebih baik lagi dan dapat memberikan makna bagi kehidupan orang lain.
Jadikanlah pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain sebagai guru terbaik yang dapat memberikan pelajaran dan hikmah yang dapat kita petik serta berkaca pada pengalaman setiap saat ketika melakukan sesuatu untuk masa depan. Tetap bersabar dan berkontemplasi jika kita mengalami keburukan yang menimpa diri kita. Prinsip dan komitmen kita akan menentukan kondisi harapan kita pada masa yang akan datang dengan berkaca pada pengalaman pribadi dan berusaha belajar memetik hikmah dari pengalaman orang lain.

Sumber :
http://maknahidup.blogdetik.com/2009/11/01menyingkap-ungkapan-pengalaman-adalah-guru-terbaik/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar