Selasa, 11 September 2012

Kritis Memilih Calon Presiden Indonesia Masa Depan



Oleh : Irma Yulianti

Pemilihan presiden dan wakil presiden baru akan diselengarakan pada tahun 2014 mendatang, namun gaungnya sudah sangat terasa ditelinga. Para politisi dan parpol pun gencar mencanangkan tentang siapa yang akan diusung pada pilpres 2014 nanti. Bahkan kasak-kusuk parpol mencari figur, menggalang dukungan, hingga koalisi dilakoni. Lebih dari itu menjelang Pilpres biasanya seperti Pilares sebelumnya  kerapkali jalanan di Ibukota akan penuh  dihias dengan sejumlah famlet-famlet disana sini yang terpampang foto calon presiden dan wakil presiden yang disertai ”obral” visi misi dan janji-janji para kandidat. Spanduk pun tak mau kalah ramainya mewarnai gairah gelaran pesta pemilu Presiden.
Seperti kita tahu bahwa biasanya menjelang pemilu presiden dalam penyelenggaraannya para kandidat berlomba-lomba bersaing memperebutkan kursi jabatan sebagai presiden dan wapres. Dalam politik negara, praktik money politic kerap kali mewarnai persaingan memperebutkan kursi kekuasaan. Bahkan tak jarang suap menyuap pun dilakoninya demi kepuasan individualis. Itulah dunia potret dunia perpolitikan kita. Ditengah kekayaan bumi Indonesia banyak dinodai oleh pemimpin-pemimpin yang tidak berpihak pada rakyat kecil seperti aksi korupsi. Padahal disisi lain lihatlah betapa banyak rakyat miskin yang bahkan sangat membutuhkan uluran tangan hanya demi sesuap nasi. Sungguh ironis.
Kasus korupsi yang semakin meraja di negeri tercinta ini ibarat seperti akar pohon yang terus tumbuh dan sulit untuk dimusnahkan pohonnya jika tidak diberangus habis sampai ke akar-akarnya. Memberantas korupsi di Indonesia sangat sulit, karena disamping mengguritanya perbuatan ini. Hampir semua kasus korupsi selalu menguap tanpa alasan yang jelas  dan tanpa memperhatikan rasa keadilan masyarakat. Meski demikian, bukan berarti korupsi itu boleh dibiarkan atau bahkan dianggap perbuatan wajar. Jika itu terjadi, kehancuran bangsa dan negara ini tinggal menunggu waktu saja.
Bukan rahasia umum lagi bahwa korupsi merupakan kejahatan luar biasa (extra ordinary crimes) dan kejahatan terhadap kemanusiaan (crimes againt humanity). Rakyat semakin terkungkung oleh kemiskinan karena uang yang seharusnya mengalir kepada mereka namun dimakan oleh para koruptor.
Tak hanya masalah korupsi, masalah-masalah lain pun menjerat bangsa ini seperti masalah transparansi birokrasi yang tertutup, masalah kemacetan, kemiskinan, pendidikan yang belum merata, pengangguran, masih banyaknya slum area di Ibukota, dan lain-lain. Begitu banyak masalah di negeri ini yang sampai sekarang pun masih melilit. Dari mulai pemerintahan orba, reformasi, dan pemerintahan sekarang pun menurut penulis belum menunjukkan tingkat keberhasilan yang signifikan. Indonesia masih terkunkung oleh permasalahan yang cukup kompleks.
Belajar dan berkaca pada sejarah kepemimpinan di Indonesia mulai dari Orba hingga sekarang ini adalah salah satu cara mengkritisi bagaimana tingkat keberhasilan selama berkuasa. Dari disini kita bisa melihat bagaimana seorang pemimpin memimpin bangsanya dengan segala sikap dan kebijakan-kebijakan yang dibuatnya.
Untuk itulah sejatinya pemimpin adalah orang memiliki peran sentral dalam membangun kemajuan suatu bangsa. Maka dari itu momen pemilu capres 2014 mendatang, pilihlah calon presiden yang memiliki jiwa revolusioner untuk mengubah bangsa ini menjadi lebih maju dan bermartabat. Berpikir kritis sebelum memilih, untuk memilih cerdas.
Penulis sendiri pun dalam menyongsong pesta pemilu capres 2014 mendatang ingin mecoba menyumbangkan buah pemikiran tentang kriteria-kriteria calon presiden RI masa depan. Semoga ini menjadi panduan dalam memilih calon presiden RI pada Pilpres 2014 mendatang. Berikut kriteria-kriteria calon presiden 2014:
1.      Jujur, seorang pemimpin sudah seharusnya memiliki nilai-nilai kejujuran yang mengkristal dalam diri karena bagaimana pun kejujuran adalah harga mahal untuk seorang pemimpin. Kejujuran adalah modal untuk mendapat kepercayaan dari rakyat untuk memimpin negeri ini.
2.   Amanah, seorang pemimpin artinya dapat di percaya. Pemimpin haruslah dapat dipercaya jangan sampai seorang pemimpin memiliki sifat berkhianat pada rakyatnya.
3.     Berkharisma dan berwibawa.
4.   Cerdas. Seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan yang baik untuk mengambil kebijakan-kebijakan dan keputusan sesuai dengan kebutuhan terbaik untuk rakyat.
5.      Strong Leadership. Artinya bahwa seorang pemimpin memiliki karakter kepemimpinan yang kuat, tegas, dan berwibawa dalam memegang teguh nilai dan prinsip keorganisasian. Kepemimpinan ini dibangun diatas fondasi nilai-nilai moral, budaya, dan agama yang kokoh.
6.      Transparansi. Seorang pemimpin harus dapat membuka gerbang transparansi birokrasi. Dapat membongkar birokrasi yang korup. Serta memiliki nilai-nilai transparansi kinerja yang baik.
7.  Merakyat. Siapa pun yang nantinya menjadi pemimpin di negeri ini pada gelaran pesta pemilu Pilpres 2014 mendatang, pastilah rakyat yang memilih. Untuk itu seorang pemimpin jika seandainya terpilih siapa pun itu. Bersahabatlah dengan rakyat. Seorang pemimpin juga sejatinya adalah pelayan masyarakat yang melayani masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan.
8.      Mempunyai Jiwa Revolusioner. Artinya bahwa seorang pemimpin yang berjiwa revolusioner dalam setiap tindakan dan kebijakannya selalu bersifat revolusioner. Melihat secara tajam, komprehensif, dan proaktif dalam mengatasi setiap permasalahan bangsa.
9.   Mementingkan Pembangunan Pendidikan Diatas Segalanya. Menurut Badan PBB, peringkat Indonesia dalam bidang pendidikan pada tahun 2007 adalah 62 di antara 130 negara di dunia. Education development index (EDI) Indonesia adalah 0.935, di bawah Malaysia (0.945) dan Brunei Darussalam (0.965). Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia juga tercermin dari daya saing di tingkat internasional. Daya saing Indonesia menurut Wordl Economic Forum, 2007-2008, berada di level 54 dari 131 negara. Jauh di bawah peringkat daya saing sesama negara ASEAN seperti Malaysia yang berada di urutan ke-21 dan Singapura pada urutan ke-7. Salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah komponen mutu guru. Rendahnya profesionalitas guru di Indonesia dapat dilihat dari kelayakan guru mengajar’.Ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Indonesia masih tertinggal dengan negara-negara tetangga. Sedangkan untuk anggaran pendidikan Indonesia sekarang ini hanya berkisar 20 persen. Maka dari itu untuk memajukan pendidikan, kita butuh pemimpin-pemimpin yang menomorsatukan pendidikan dalam segala kebijakannya.
10.  Membangun Pilar Ekonomi Kerakyatan dan  Meningkatkan Kewirausahaan Domestik Berbasis Kreatifitas Lokal. Sebagai negara dengan pertumbuhan penduduk yang berkembang pesat ditambah dengan derasnya laju persaingan yang semakin ketat, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi ladang subur bagi negara-negara lain untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Disisi lain Indonesia akan dikepung oleh persaingan-persaingan dari luar. Akibatnya perekonomian dalam negeri menjadi kalah saing bahkan menjadi lemah. Seperti kewirausahaan domestik yang masih rendah tingkat progresnya jika dibanding dengan negera-negara tetangga. Padahal kewirausahaan domestik mempunyai potensi yang tak kalah bagus dengan kewirausahaan dari luar. Maka dari itu untuk menjaring dan meningkatkan kewirausahaan domestik perlu sentuhan kreatifitas lokal agar dapat bersaing dengan produsen luar. Kreatifitas lokal memainkan peranan penting dalam meningkatkan mutu kualitas produk domestik. Kewirausahaan domestik berbasis kreatifitas lokal merupakan strategi yang harus ditempuh dalam pengembangan kewirausahaan domestik. Sentuhan kreatifitas lokal dalam kewirausahaan domestik mencakup inovasi pengembangan produk lokal, inovasi untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pelanggan, dan revitalisasi pasar tradisional yang kini semakin terpinggirkan keberadaannya. Karena pasar tradisional bertumpu pada ekonomi kerakyatan yang merupakan bagian dari kewirausahaan domestik. Kewirausahaan domestik berbasis kreatifitas lokal bisa dijadikan momentum kebangkitan perekonomian Indonesia yang bertumpu pada ekonomi kerakyatan. Dengan kreatifitas lokal diharapkan dapat membangun karakter keindonesiaan dalam kewirausahan domestik.
11.  Pemberdayaan Masyarakat Miskin.
12.  Membasmi masalah sampah.
Demikian dua belas kriteria calon presiden 2014 yang penulis usung. Tidak cukup hanya dengan bermodalkan kedua belas kriteria tersebut namun kita juga butuh pemimpin yang profesional dalam bekerja, berdedikasi tinggi demi kepentingan umum serta menampung aspirasi-aspirasi masyarakat. Membongkar birokrasi  yang tertutup dan menuntut tegaknya keadilan serta transparansi. Untuk itu, kita sebagai masyarakat Indonesia dalam menyambut gelaran pemilu presiden 2014 mendatang harus memiliki ketajaman melihat visi dan misi serta prospek capres dan cawapres. Jadilah pemilih cerdas dan kritis sebelum memilih!. Tujuannya agar kita tidak tertipu oleh janji-janji manis dan obralan visi-misi sang capres dan cawapres. Karena bagaimana pun juga yang memilih dan menentukan pemimpin negeri ini adalah rakyat maka dari itu bisa dikatakan pula masa depan bangsa ini ada di tangan pilihan rakyat. Pemilu presiden saatnya membangun kekritisan untuk memilih calon presiden Indonesia masa depan. BUKA MATA, BUKA HATI, DAN BUKA PIKIRAN! UNTUK PEMILIH CERDAS!
Pada akhirnya, siapapun pemerintahan yang terpilih semoga mampu membumikan  lebih inten semangat ” ruh” nasionalisme membangsa dikalangan masyarakat Indonesia. Semoga tulisan ini bermanfaat. Selamat berjuang insan pembawa perubahan!


                         
DAFTAR PUSTAKA
http://www.psb psma.org/content/blog/sertifikasi-guru



NOTE: 
Tulisan ini pernah diikutsertakan dalam lomba menulis tingkat nasional 2012  tentang "12 Kriteria  calon presiden 2014"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar