Rabu, 04 Juli 2012

POTRET BUDAYA ILMIAH KAMPUS HIJAU


Oleh : Irma Yulianti[1]                  


“Berjuang dan bersemangat adalah dua hal yang harus dilakukan oleh setiap insan karena keduanya adalah bahan bakar penyala api kekuatan energi dalam setiap langkah aktivitas dan tindakan manusia dalam meraih keberhasilan”. (Irma Yulianti)

            Lalu lalang kendaraan motor dan mobil yang melintasi daerah sekitar kampus hijau tepatnya didepan fakultas ilmu pendidikan Universitas Negeri Jakarta tampaknya menjadi pemandangan sehari-hari  yang dapat menjadi alternatif penghilang rasa penat. Pohon-pohon rindang yang berdiri kokoh  senantiasa menemani para mahasiswa kampus hijau menghilangkan rasa lelah dan penat yang mendera sambil bercengkerama dan berkumpul bersama-teman-teman. Namun ditengah keramaian lalu lalang kendaraan dan pemandangan para mahasiswa yang sedang berkumpul ataupun bercengrama tersirat makna dari pluralitas kehidupan para mahasiswa di kampus hijau ini. Dari pluralitas kehidupan mahasiswa sehari-hari tercipta budaya-budaya ataupun kebiasaan-kebiasaan yang mencerminkan sikap dan tingkah laku para penghuni  utama kampus hijau. Lalu seperti apakah potret  budaya ilmiah di kampus hijau ini dilihat dari sisi rutinitas kegiatan perkuliahan para mahasiswa?
            Dunia kampus memang sudah menjadi tatanan yang universal bagi sebuah perguruan tinggi tempat bernaungnya insan-insan akademik. Dunia kampus mencerminkan sistem kehidupan “bernegara” dalam lingkup perguruan tinggi. Mahasiswa sebagai subyek utama penghuni kampus sejatinya merupakan insan-insan agent of change yang berdiri digaris depan membawa bangsa dan negaranya menuju kearah masa depan yang lebih baik jika peran predikat mahasiswa dijalankan dengan fungsinya..
            Kampus memiliki peran yang sangat penting dan berpengaruh terhadap perkembangan intelektual dan kepribadian mahasiswa. Mengapa kampus dikatakan memiliki peran sentral dalam pembentukkan intelektual dan kepribadian mahasiswa? Karena kampus adalah dunia tempat bernaungnya insan-insan muda menimba ilmu meningkatkan perkembangan intelektual mereka serta dilingkungan kampus inilah para mahasiswa bergumul dengan masyarakat kampus lainnya, memperluas pergaulan mereka sebagai penghuni kampus sehingga secara tidak langsung mempengaruhi prilaku dan kepribadian mereka.
Dunia kampus juga merupakan tempat perubahan pola pikir dan masa transisi khususnya bagi mahasiswa baru, dimana mahasiswa baru yang baru lepas dari masa SMAnya masih terpengaruh atau terbawa sikap masa sekolahnya, dengan memasuki dunia kampus ini terjadi pergantian predikat dari anak sekolah menjadi ‘mahasiswa’. Menyandang predikat sebagai ‘mahasiswa’  tentu lama kelamaan akan merubah pola pikir menjadi lebih dewasa dan berpikiran kedepan karena mahasiswa adalah manusia yang ‘diajar’ mandiri dalam berbagai hal di lingkungan kampusnya. 
            Berbicara mengenai dunia kampus tampaknya akan menjadi obrolan hangat dan menarik jika disuguhkan dengan beragam cerita aktivitas dari para mahasiswa di kampus hijau  UNJ ini. Kampus hijau dilihat dari namanya saja seolah menggambarkan kampus ini memberikan sebuah kenyamanan dan kesejukkan bagi setiap penghuni kampus. Tetapi jangan salah tafsir bahwa kampus hijau belum tentu selalu menggambarkan suasana kampus dan potret budaya ilmiah yang sesuai dengan nama atau julukan kampus ini. Seperti yang terjadi di dilingkungan fakultas ilmu pendidikan. Pluralitas kehidupan budaya kampus ini sangat beragam, mulai dari cara berpakaian hingga potret rutinitas sehari-hari perkuliahan para mahasiswa.
Potret kultural mahasiswa di lingkungan fakultas ilmu pendidikan UNJ dilihat dari gaya dan cara berpakaian para mahasiswa secara umum boleh dikatakan sudah mewakili budaya timur ketimbang budaya barat walaupun masih ada segelintir mahasiswa yang gaya dan cara berpakaiannya cenderung ke westernisasi. Kemudian dari sisi kegiatan akademik para mahasiswa di kampus hijau ini, kebanyakan masih kurang memiliki budaya ilmiah yang tinggi jika dibandingkan dengan perguruan tinggi negeri lain. Ini terlihat dari masih banyaknya mahasiswa berseliweran pada saat waktu luang ataupun jam kosong yang seharusnya mereka pakai untuk hal-hal yang berguna seperti melakukan diskusi bersama ataupun melakukan kajian karena itu merupakan tugas dan peran seorang mahasiswa sebagai agent of change. Potret budaya ilmiah dilingkungan fakultas ilmu pendidikan universitas negeri Jakarta merupakan salah satu dari sekian banyak perguruan tinggi yang tampaknya masih perlu ditingkatkan lagi budaya ilmiahnya agar dapat bersaing ditengah pesatnya perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.
            Rendahnya budaya ilmiah dikampus hijau ini tidak hanya terlihat dari rutinitas kegiatan perkuliahan didalam kelas saja tetapi juga terlihat di perpustakaan-perpustakaan yang masih terlihat lengang dihari-hari biasa. Perpustakaan fakultas ataupun perpustakaan umum hanya ramai dikunjungi jika menjelang ujian akhir semester saja. Ini membuktikan bahwa nilai-nilai budaya ilmiah masih rendah dikalangan mahasiswa di kampus hijau ini. Perpustakaan sudah seharusnya menjadi tempat sandaran meningkatkan budaya ilmiah dan tentu saja sebagai sarana untuk meningkatkan budaya gemar membaca.
            Salah satu mahasiswa universitas negeri Jakarta yang beinisial RN,  jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu pendidikan ini, mengaku bahwa dalam seminggu ia biasa mengunjungi perpustakaan tidak lebih dari tiga kali dalam seminggu bahkan terkadang ia  hanya mengunjungi perpustakaan fakultas ataupun perpustakaan umum jika ada tugas-tugas saja maupun hanya sekedar ingin membaca-baca buku saja mengisi waktu luang. Buku-buku yang sering ia baca adalah buku-buku ilmiah yang berhubungan dengan mata kuliah tertentu dan buku-buku test psikologi.
            RN bersama teman-temannya kerapkali mengisi waktu luang jika tidak ada kuliah ataupun tidak ada dosen, mengisinya dengan bersenda gurau sambil menyantap makan makanan ringan. Terkadang mereka isi waktu luang dengan mengerjakan tugas jika memang ada tugas yang harus mereka kerjakan. Dalam perkuliahan pun mereka tergolong mahasiswa yang aktif melakukan berbagai tanya jawab, diskusi, beragumen, menyatakan pendapat maupun melakukan sharing kepada dosen  jika mereka menemui kesulitan dalam memahami materi yang diberikan dosen. Gadis yang berdarah batak ini juga aktif dalam organisasi mahasiswa yaitu organisasi PMK. Menurutnya organisasi mahasiswa sangat penting bagi seorang mahasiswa karena organisasi mahasiswa dapat menampung aspirasi-aspirasi mahasiswa, melatih kreativitas, mengembangkan bakat dan minat setiap individu.
            Lain RN lain halnya dengan SDP mahasiswa semester empat jurusan pendidikan luar sekolah. ”Aku bersama teman-teman dikelas kalau nggak ada dosen atau nggak ada kuliah biasanya aku bercanda ria, ngobrol tentang sesuatu yang biasanya cewek-cewek omongin” cetus gadis berambut sebahu ini dengan gaya bicaranya yang apa adanya. Hampir sama dengan RN,  dalam hal kegiatan perkuliahannya SDP termasuk mahasiswa yang aktif bertanya jawab, diskusi dan berpendapat.
”Dalam diskusi atau pun presentasi dikelas kalau lagi mood aku sering aktif dikelas tetapi kalau lagi nggak ada mood belajar nich, aku malas untuk mengikuti diskusi ataupun presentasi dengan serius” tuturnya dengan semangat.
”Nggak hanya SDP aja yang aktif, aku  sering aktif juga lho dikelas”  sahut temannya yang duduk disebelah SDP seolah tidak mau kalah dengannya dalam hal keaktifan dikelas. SDP mengaku bahwa ia jarang mengunjungi perpustakaan, ia mngunjungi perpustakaan kalau ada tugas saja dan sekedar ingin meminjam buku-buku kuliah saja. Ia mengaku bukan tipe orang yang suka atau gemar pergi ke perpus.
Apa yang dilakukan oleh RN dan SDP dalam perkuliahan hanyalah gambaran kecil bagaimana potret budaya ilmiah di kampus hijau Universitas Negeri Jakarta masih perlu digalakkan lagi dan ditingkatkan agar tidak kalah saing dengan perguruan tinggi lain karena bagaimanapun juga mahasiswa adalah seorang agent of change sekaligus masa depan bangsa dan negara yang berperan membentuk community development.













                                                                                        


[1] Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar