Oleh : Irma Yulianti
“Egoisme dan kemunafikan telah membawa manusia ke alam kehancurannya sendiri. Manusialah yang menciptakan kedua sifat itu hingga tak kuasa jua untuk menghilangkannya. Manusia yang dapat menghilangkan sifat itu yakni hanyalah manusia sejati yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama tanpa kefanatikan yang berlebihan dan sangat menjunjung nilai-nilai kesosialan”.
(IY)
Dunia kehidupan manusia memang tak selamanya bagai air tenang yang mengalir begitu saja kadangkala begitu kejam hingga membuat manusia lain tak sanggup menahan rasa kekhawatiran, kegelisahan, bahkan rasa yang menyakitkan qolbu bagaikan sebuah serigala mencabik-cabik hewan kecil mangsanya. Keegoisan dan kemunafikan sangat lekat di hati sanubari yang bernama manusia dimasa kekinian. Bagaimana keegoisan manusia terhadap alam, hewan, dan sesama manusia telah menimbulkan berbagai dampak yang sangat merugikan dan menyakitkan mereka.
Ketika keegoisan itu telah menjadi realitas pemandangan yang menjamur ditengah-tengah pluralitas kehidupan manusia didunia, nilai-nilai social dihiraukan dan dihilangkan oleh keegoisan manusia itu sendiri. Padahal sejatinya manusia adalah makluk yang sangat bergantung pada sesamanya tapi mengapa dalam konteks kekinian keegoisan seolah menjadi alat untuk mempertahankan dan meraih cita-cita, impian bahkan dalam meraih prestasi. Mereka tidak menyadari dengan keegoisan mereka telah merampas hak-hak orang lain dan menyakiti hati orang lain.
Apakah seperti ini meraih prestasi dan cita-cita dengan mengesampingkan bahkan menghalangi orang lain untuk berkarya dan berprestasi. Betapa keegoisan telah merekrut
manusia kedalam lembah jurang disintegrasi yang memecah sistem kehidupan bermasyarakat. Setiap manusia mempunyai hak yang sama seperti yang lain untuk meraih prestasi dan berkarya. Dunia memang selalu dipenuhi oleh manusia serakah yang egois selalu tidak puas terhadap apa yang sudah diraihnya. Manusia egois merasa takut dirinya tersaingi dan terkalahkan oleh yang lain dalam meraih prestasi. Apalagi dimasa kekinian dimana ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat menuntut seseorang mau tak mau harus mengembangkan potensinya agar dapat bertahan ditengah derasnya arus persaingan.
Keegoisan manusia telah memisahkan jurang hubungan yang semakin lebar antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Bagaimana tidak terjadi jurang pemisahan hubungan antar manusia yang lebar karena keegoisan itu sudah menjelma sebagai sebuah momok yang menakutkan bagaikan sebuah ombak besar disamudera luas yang dapat merugikan manusia dan sekitarnya. Manusia dengan keegoisannya membuat manusia lainnya tersingkirkan oleh sifat keegoisannya itu.
Orang egois sepertinya tidak mempunyai akal sehat lagi bagaimana caranya memikirkan cara terbaik meraih prestasi tanpa menghiraukan atau menghilangkan hak-hak orang lain. Pandangan egoisme menyatakan bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Didunia ini maha luas segala sesuatu pasti ada jalan atau alternatif lain yang dapat menjadi solusi untuk meraih karya dan prestasi. Ingat bahwa manusia sejati adalah manusia yang dapat menjalankan kehidupan dan meraih prestasinya dengan hasil kerja keras serta sunguh-sungguh tanpa membuat orang lain merasa tersingkirkan bahkan merasa tidak berdaya ketika bersaing ditengah orang-orang yang memiliki sifat egoisme.
Menurut perspektif penulis orang yang sukses meraih keberhasilan adalah orang-orang yang pandai bersosialisasi dengan sesamanya dan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kesosialan. Karena orang tersebut beranggapan bahwa dirinya menjadi sukses meraih prestasi dan karya karena ada orang-orang yang membuatnya seperti itu. Jadi manusia tidak akan mencapai kesuksesan dengan sendirinya tanpa bantuan atau adanya orang lain sebagai penggerak dan modal dasar untuk menuju kesuksesan meraih keberhasilan.
Egoisme yang berlebihan dapat membuat hubungan antar manusia menjadi renggang dan memberi peluang terjadi disintegrasi sosial. Sama halnya dengan kemunafikan. Sifat manusia yang satu ini dapat menghancurkan sendi-sendi kesosialan antar manusia. Betapa kemunafikan telah membuat diri sendiri dan orang lain tertipu oleh sikap dan tindakannya yang tidak sesuai apa yang telah diperbuat dengan apa yang telah diucapkannya.
Orang munafik selalu membohongi diri sendiri dan orang lain. kemunafikan telah membawa manusia ke alam kegelapan dimana tidak seorangpun dapat memberikan setitik cahayanya kepada orang munafik. karena orang munafik selalu berlindung dengan wajah bertopeng ‘ghost’ selalu menyembunyikan wujud aslinya ketika berhadapan dengan orang lain.
Egoisme dan kemunafikan merupakan dua sifat manusia yang buruk selalu merugikan orang lain. Kedua sifat ini sebisa mungkin harus kita hindari dan jangan sampai hati kita ternodai olehnya. Untuk itu agar diri kita terhindar dari sifat buruk tersebut yang harus kita lakukan adalah memperbanyak amal ibadah kepada sang khalik dengan ikhlas, berbuat baik kepada sesama dan menghindari hal-hal yang dapat menjerumuskan kita ke hal-hal yang merusak hati dan iman kita. Dengan tindakan tersebut bisa membersihkan qolbu kita dari sifat buruk serta mencegah diri kita dari sifat-sifat tercela. Amin!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar