Sabtu, 14 Mei 2011

Inovasi Program PLS

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam pendidikan luar sekolah, merupakan suatu upaya untuk menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang dengan jalan memperkenalkan pembaruan-pembaruan yang cenderung mengejar efisiensi dan efektifitas.
Pembaharuan mengiringi perputaran jaman yang tak henti-hentinya berputar sesuai dengan kurung waktu yang telah ditentukan, kebutuhan akan layanan individual terhadap peserta didik dan perbaikan kesempatan belajar, telah menjadi pendorong utama timbulnya pembaharuan Pendidikan Luar Sekolah. Oleh karena itu, lembaga Pendidikan Luar Sekolah harus mampu mengantisipasi perkembangan tersebut dengan terus-menerus dengan mengupayakan suatu program yang sesuai dengan perkembangan anak, perkembangan jaman, situasi, kondisi dan kebutuhan peserta didik.
“Sesuatu ide, produk, informasi teknologi,kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan/diterapkan/dilaksanakan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi selalu terwujudnya perbaikan-perbaikaan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan”.
Pengertian “baru” yang melekat pada istilah inovasi tersebut bukan selalu berarti baru diciptakan, tetapi dapat berupa sesuatu yang sudah “lama” dikenal, diterima, atau digunakan/diterapkan oleh masyarakat di luar sistem sosial yang menganggapnya sebagai sesuatu yang masih “baru”.
Pengertian “baru” juga tidak selalu harus datang dari luar, tetapi dapat berupa teknologi setempat (indegenuous technology) atau kebiasaan setempat (kearifan tradisional) yang sudah lama ditinggalkan.


1.2.PERUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini kami membahas tentang apa itu inovasi, bentuk-bentuk inovasi, pengertian difusi dan apa saja yang termasuk proses difusi inovasi, serta inovasi-inovasi apa sajakah yang ada dalam pendidikan Luar Sekolah.

1.3. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
Adapun tujuan dan manfaat penulisan ini yaitu untuk mengetahui dan memahami definisi dari inovasi, apa saja bentuk-bentuk dari sebuah inovasi. Mengetahui dan memahami tentang difusi dan proses difusi inovasi serta untuk mengetahui mengenai inovasi di dalam pendidikan Luar sekolah

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Inovasi
Kata “ innovation” ( bahasa inggris) sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan, tetapi ada yang menjadikan kata innovation menjadi kata Indonesia yaitu “ inovasi”. Inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu merupakan hasil dari penemuan. Kata penemuan juga sering dipergunakan untuk menterjemahkan kata dari bahasa inggris “discovery” dan “ invention”. Ada juga yang mengkaitkan antara pengertian inovasi dan modernisasi, karena keduanya membicarakan masalah pembaharuan. Jadi, inovasi adalah suatu ide, barang,kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagaisesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang ( masyarakat). Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu ( Udin Saefudin, Inovasi Pendidikan 2008: 2).
Menurut Udin Saefudin Sa’ud, Ph.D. dalam bukunya “Inovasi Pendidikan” (2008 : 3), Huberman,1973 :5 mengatakan “ Innovation is the creative selection, organization and utilization of human and material resources in new and unique ways which will result in the attainment of a hinger level of achievement for the defined goals and objectives.
Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atauperekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan danteknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi (UU No. 18 tahun 2002).

2.2. Bentuk inovasi
Ada tiga tipe inovasi yaitu :
1.inovasi strategi. Inovasi ini adalah membuat perubahan dari metode-metode lama demi meningkatkan nilai bagi publik pelanggan. Untuk sebuah perusahaan, inovasi strategi dilakukan untuk mempertahankan pelanggan atau menambah lini pelanggan baru.
2.inovasi produk atau layanan. Dalam hal ini, produk atau layanan perlu dipandang sebagai hasil akhir dari proses-proses yang terjadi dalam organisasi itu, yang sampai kepada publik pelanggannya. Inovasi produk atau layanan bisa dilakukan dengan misalnya menyediakan produk atau layanan baru. Atau bisa dilakukan dengan menambahkan nilai guna produk. Di bidang jasa, bisa dilakukan dengan memberikan lebih banyak kemudahan dan kenyamanan yang ditambahkan dalam pelayanan itu.
3.inovasi proses. Inovasi internal organisasi yang dilakukan untuk meningkatkan efisiensi alur pekerjaan, mengurangi biaya, meingkatkan produktifitas, meningkatkan kepuasan kerja atau untuk menantang kemampuan kapasitas kerja. Inovasi proses ini bisa dilakukan untuk alasan internal organisasi meskipun hasil akhirnya tetap adalah kepuasan publik pelanggan

2.3. Difusi inovasi Program
Difusi Inovasi adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru tersebar dalam sebuah kebudayaan . Teori ini dipopulerkan oleh EverettRogers pada tahun 1964 melalui bukunya yang berjudul Diffusion of Innovations. Ia mendefinisikan difusi sebagai proses dimana sebuah inovasi dikomunikasikan melalui berbagai saluran dan jangka waktu tertentu dalam sebuah sistemsosial.
•Difusi
Difusi didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial. Difusi dapat dikatakan juga sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana pesannya adalah ide baru. Disamping itu, difusi juga dapat dianggap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial.Sedangkan tujuan utama difusi adalah diadopsinya suatu inovasi oleh anggota sistem sosial tertentu. Anggota sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem.
•Unsur-Unsur Difusi Inovasi
Proses difusi inovasi melibatkan empat unsur utama, meliputi :
1.Innovation ( Inovasi), yaitu ide, praktek, atau benda yang dianggap baru oleh individu atau kelompok. Inovasi juga merupakan ; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
2.Communication channel ( saluran komunikasi ), yaitu bagaimana pesan itu didapat suatu individu dari individu lainnya. Komunikasi adalah proses dimana partisipan menciptakan dan berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai suatu pemahaman bersama. Seperti telah diunkapkan sebelumnya bahwa difusi dapat dipandang sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana informasi yang dipertukarkannya adalah ide baru (inovasi). Sementara itu, saluran komunikasi tersebut dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:
•saluran media massa (mass media channel). Media massa dapat berupa radio, televisi, surat kabar, dan lain-lain. Kelebihan media massa adalah dapat menjangkau audiens yang banyak dengan cepat dari satu sumber.

•saluran antarpribadi (interpersonal channel). saluran antarpribadi melibatkan upaya pertukaran informasi tatap muka antara dua atau lebih individu.

3.Proses Keputusan Inovasi (Roger 1983 : 36)
•Tahap pengetahuan (knowledge),
Proses keputusan inovasi dimulai dengan tahap pengetahuan , yaitu, tahap pada saat seseorang menyadari adanya suatu inovasi dan ingin tahu bagaimana fungsi inovasi tersebut.
•Tahap bujukan ( persuation)
Pada tahap ini, dari proses keputusan inovasi seseorang emmbentuk sikap menyenangi atau tidak menyenangi terhadap inovasi.Jika pada tahap pengetahuan, proses kegiatan mental yang utama bidang kognitif, maka pada tahap persuasi yang berperan utama bidang afektif atau perasaan.
•Tahap keputusan (decision)
Pada tahap ini, berlangsung jika seseorang melakukan kegiatan yang mengarah untuk menetapkan , menerima atau menolak inovasi. Menerima inovasi berarti sepenuhnya akan menerapkan inovasi, sedangkan menolak inovasi berarti tidak akan menerapkan inovasi.
•Tahap Implementasi ( Implementation)
Tahap ini gterjadi apabila seseorang menerapkan inovasi.Pada tahap implementasi berlangsung keaktifan baik mental maupun perbuatan.Keputusan penerimaan gagasan atau ide baru dibuktikan dalam praktek.Implementasi tentu mengikuti hasil keputusan inovasi.
•Tahap Konfirmasi ( Confirmation)
Pada tahap ini, seseorang mencari penguatan terhadap keputusan yang telah diambilnya dan ia dapat menarik kembali keputusannya jika memang diperoleh informasi yang bertentangan dengan informasi semula. Tahap konfirmasi ini sebenarnya berlangsung secara berkelanjutan sejak terjadi keputusa menerima atau menolak inovasi yang berlangsung dalam waktu yang tidak terbatas.
4. Innovation’s rate of adoption ( tingkat adopsi inovasi ) :
Rogers dan sejumlah ilmuwan komunikasi lainnya mengidentifikasi 5 kategori pengguna inovasi :
a.Inovator: Adalah kelompokorang yang berani dan siap untuk mencoba hal-hal baru. Hubungan sosial mereka cenderung lebih erat dibanding kelompok sosial lainnya. Orang-orang seperti ini lebih dapat membentuk komunikasi yang baik meskipun terdapat jarak geografis. Biasanya orang-orang ini adalah mereka yang memeiliki gaya hidup dinamis di perkotaan yang memiliki banyak teman atau relasi.
b.Pengguna awal: Kelompok ini lebih lokal dibanding kelompok inovator. Kategori adopter seperti ini menghasilkan lebih banyak opini dibanding kategori lainnya, serta selalu mencari informasi tentang inovasi. Mereka dalam kategori ini sangat disegani dan dihormati oleh kelompoknya karena kesuksesan mereka dan keinginannya untuk mencoba inovasi baru.
c.Mayoritas awal: Kategori pengadopsi seperti ini merupakan mereka yang tidak mau menjadi kelompok pertama yang mengadopsi sebuah inovasi. Sebaliknya, mereka akan dengan berkompromi secara hati-hati sebelum membuat keputusan dalam mengadopsi inovasi, bahkan bisa dalam kurun waktu yang lama. Orang-orang seperti ini menjalankan fungsi penting dalam melegitimasi sebuah inovasi, atau menunjukkan kepada seluruh komunitas bahwa sebuah inovasi layak digunakan atau cukup bermanfaat.
d.Mayoritas akhir: Kelompok zang ini lebih berhati-hati mengenai fungsi sebuah inovasi. Mereka menunggu hingga kebanyakan orang telah mencoba dan mengadopsi inovasi sebelum mereka mengambil keputusan. Terkadang, tekanan dari kelompoknya bisa memotivasi mereka. Dalam kasuslain, kepentingan ekonomi mendorong mereka untuk mengadopsi inovasi.
e.Laggard: Kelompok ini merupakan orang yang terakhir melakukan adopsi inovasi. Mereka bersifat lebih tradisional, dan segan untuk mencoba hal hal baru. Kelompok ini biasanya lebih suka bergaul dengan orang-orang yang memiliki pemikiransama dengan mereka. Sekalinya sekelompok laggard mengadopsi inovasi baru, kebanyakan orang justru sudah jauh mengadopsi inovasi lainnya, dan menganggap mereka ketinggalan zaman
2.4. Azas-Azas PLS sebagai Sub-Sistem Pendidikan yang Inovatif

A. Azas Kebutuhan
Kebutuhan berkaitan dengan upaya manusia untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya.Kebutuhan adalah perbedaan (discrepancy) antara sesuatu kenyataan yang seharusnya ada dengan sesuatu kenyataan yang ada pada saat ini. Kebutuhan normatif adalah perbedaan antara kenyataan seseorang atau kelompok pada saat ini dengan norma atau ukuran yang telah ditetapkan. Kebutuhan terasa adalah jarak antar sesuatu yang diingini oleh seseorang dengan sesuatu yang sedang dialami atau dimiliki oleh orang itu. Kebutuhan dinyatakan adalah tindakan seseorang untuk menghilangkan jarak antara sesuatu yang diinginkan dengan sesuatu yang sedang dialami atau dimiliki oleh orang lain. Kebutuhan bandingan adalah jarak antara sesuatu karakteristik
yang dimiliki oleh suatu kelompok dengan karakteristik serupa yang dimiliki oleh kelompok lain. Akhirnya, apabila terjadi jarak antar sesuatu yang trsedia pada saat ini dengan yang diproyeksikan harus tersedia dimasa depan, maka muncullah kebutuhan yang diantisipasi.
Pentingnya kebutuhan untuk dipertimbangkan dalam penyusunan dan pengembangan program PLS didasarkan atas empat hal, yaitu:
1. Kebutuhan bagian penting dari kehidupan manusia, yang sepanjang hidupnya senantiasa berpikir dan berbuat untuk memenuhi kebutuhan.
2. Keberhasilan manusia dalam kehidupannya banyak dipengaruhi oleh tingkat kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan.
3. Manusia melalukan upaya secara berlanjut dalam memenuhi kebutuhan.
4. Pada suatu kebutuhan terdapat kebutuhan lain di dalamnya yang harus dipenuhi.

Program PLS disusun berdasarkan kebutuhan warga belajar dan sebagai upaya dalam memenuhi kebutuhan mereka. Kebutuhan juga akan meningkatkan motivasi dan peran aktif warga belajar. Kebutuhan hidup manusia berkaitan dengan kebutuhan pendidikan dan kebutuhan pendidikan mempunyai kaitan erat dengan kebutuhan belajar.Oleh karena itu, kebutuhan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu kebutuhan hidup manusia (human needs), kebutuhan pendidikan (educational needs), dan kebutuhan belajar (learning needs).

B. Azas Relevansi dengan Pembangunan
Pengertian pembangunan masyarakat dapat dilihat dari dua segi yaitu dari segi sistem dan segi gerakan.Sebagai sistem, pembangunan masyarakat adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang mencakup komponen yang saling berhubungan dan berproses untuk mencapai tujuan. Komponen pembangunan masyarakat mencakup komponen-komponen yang saling berhubungan antara yang satu dengan dengan lainnnya dan proses untuk mencapai tujuan. Komponen pembangunan masyarakat meliputi masukan lingkungan, masukan sarana, masukan mentah, proses dan keluaran. Masukan lingkungan terdiri dari sumber daya manusia dan sumber daya alam yang terdapat di masyarakat, dan bantuan, dorongan, bimbingan dari luar terutama dari pemerintah pada tingkat yang lebih tinggi.Masukan sarana meliputi program, fasilitas, pengelolaan, dan biaya.Masukan mentah adalah seluruh warga masyarakat di wilayah yang bersangkutan. Proses terdiri dari rangkaian kegiata semua komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Keluaran merupakan tujuan sistem adalah kualitas masyarakat yang lebih meningkat dalam semua aspek kehidupan dan terbinanya lingkungan yang lestari dan kondusif untuk upaya pengembangan selanjutnya.

C. Azas Wawasan ke Masa Depan
Pengertian pendidikan berorientasi ke masa depan yaitu upaya menyiapkan warga belajar bagi perananya di masa yang akan datang. Sebagai subsistem, PLS merupakan upaya komunikasi terorganisasi, disengaja, sistematis dan berkelanjutan yang diselenggarakan untuk menumbuhkan belajar. PLS sebagai bagian dari pendidikan nasional yang program-programnya berkaitan dengan sektor pembangunan, wajar untuk memantapkan tugas pokoknya agar berorientasi pada perubahan masyarakat yang mungkin terjadi di masa depan. PLS perlu mengembangkan tugas-tugasnya, paling sedikit ada dua tugas pokok agar berorientasi pada perubahan masyarakat yang mungkin terjadi di masa depan. Pertama, membelajarkan warga belajar sehingga mereka memiliki dan mengembangkan nilai-nilai, sikap, pengetahuan, keterampilan yang diperlukan dan aspirasi dalam memenuhi kebutuhan dan perubahan di masa depan untuk individu, lembaga, dan pembangunan bangsa. Kedua, membelajarkan warga belajar agar mampu melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam guna meningkatkan taraf hidup yang berorientasi pada kemajuan di masa depan.
Masa depan sebagai kurun waktu yang akan dialami oleh umat manusia. merupakan saat yang sarat dedngan harapan dan pertanyaan. Prekdiksi tentang suatu kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang dapat dikaji dari pemahaman terhadap dua kenyataan yang terjadi pada masa sekarang. Pertama, pemahaman terhadap peristiwa dan gejala yang muncul pada saat ini yang kemudian dilihat kecenderungan perubahannya pada kurun waktu yang akan datang. Kedua, pengkajian terhadap kenyataan yang dialami oleh masyarakat yang lebih maju.
D. Azas Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan sepanjang hayat (PSH) mengacu kepada serangkaian faktor-faktor ekstrinsik, berorientasi penyediaan (supply) dengan mengidentifikasi kebutuhan (the needs) dan penyediaan peralatan (the means).Pendidikan sepanjang hayat menegaskan bahwa saat manusia untuk mengalami pendidikan adalah selama hidupnya.Tujuan pendidikan sepanjang hayat adalah tidak sekedar perubahan melainkan untuk tercapainya kepuasan setiap orang yang melakukannya. Fungsi PSH adalah sebagai kekuatan motivasi bagi peserta didik agar ia dapat melakukan kegiatan belajar berdasarkan dorongan dan diarahkan oleh dirinya sendiri dengan cara berpikir dan berbuat di dalam dan terhadap dunia kehidupannya.
Pendidikan sepanjang hayat dapat dijabarkan ke dalam program pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah.Program pendidikan luar sekolah dipandang lebih mampu mengembangkan kehadiran pendidikan sepanjang hayat untuk mengkondisikan tumbuhnya kesadaran, minat dan semangat masyarakat guna melaksanakan kegiatan belajar yang berkesinambungan. Proses belajar dalam lingkup pendidikan sepanjang hayat, melalui program PLS, dapat ditempuh dengan berbagai cara.
Waktu untuk belajar adalah seluruh waktu hidup manusia dan setiap bidang pengetahuan membentang luas dan menantang untuk dikuasai guna meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan.Untuk menjawab kontinum pendidikan yang begitu luas, maka harus mempunyai landasan yang mendasar.

Kekuatan hubungan antara pendidikan luar sekolah sebagai sub sistem pendidikan yang inovatif dapat ditelusuri dari pengertian dan makna yang terkandung di dalamnya. Pendidikan adalah sejumlah pengalaman yang dengan pengalaman itu seseorang atau kelompok orang dapat memahami sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan (belajar) pada manusia yang akan menghasilkan perkembangan bagi kehidupan seseorang atau kelompok dan lingkungannya. Pendidikan luar sekolah adalah setiap upaya dalam arti yang luas yang didalamnya terdapat komunikasi yang teratur dan terarah, diselenggarakan di luar sekolah, sehingga seseorang atau kelompok memperoleh informasi dan kebutuhan hidupnya.
Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang baik sebagai hasil invensi atau diskoveri yang diadakan untuk mencapai tujuan tertentu.Difusi adalah proses komunikasi inovasi antar warga masyarakat (anggota sistem sosial) dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu.
Hubungan antara komponen di atas yaitu pendidikan dapat dijabarkan ke dalam dua sub sistem yaitu pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. PLS menggunakan komunikasi dalam penyebarannya (difusi) yang melibatkan warga belajar dengan program yang bersifat inovatif dan memenuhi kebutuhan warga belajar dan lingkungannya (sistem sosial). Pendidikan dan PLS merupakan salah satu wahana untuk mengembangkan difusi inovasi melalui saluran komunikasi tertentu kepada seseorang atau kelompok sebagai anggota dari sistem sosial dalam waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Inovasi yang menggunakan azas karakteristik PLS sangat tepat untuk dilaksanakan di masa sekarang.Hal tersebut karena pendidikan kita masih jauh dari hasil yang kita harapkan. Mengingat pengangguran masih tinggi, PLS akan sangat berperan dalam membantu mereka. Oleh karena itu, saatnya pendidikan yang mudah, murah dan cepat mengasilkan harus segera dilaksanakan.
CONTOH INOVASI SEDERHANA PROGRAM PLS
Perlu disadari bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi yang bersifat kompleks dan timbal-balik antara tutor dengan warga belajar dan warga belajar dengan warga belajar. Selayaknya warga belajar diberi kesempatan yang memadai untuk ikut ambil bagian dan diperlakukan secara tepat dalam sebuah proses pembelajaran. Semestinya setiap tutor dalam setiap proses pembelajarannya menciptakan suasana yang menyenangkan (fun), menggairahkan (horee), dinamis (mobile), penuh semangat (ekpresif) dan penuh tantangan (chalenge).
Oleh karena itu berbagai inovasi dapat dicoba untuk dikembangkan walaupun amat sederhana misalnyaPenggunaan alat peraga.Alat peraga boleh dikatakan sebagai salah satu pendukung kesuksesan pembelajaran, karena dengan media ini biasanya pembelajaran menjadi lebih menarik. Berbagai media dapat dibuat tutor walaupun sederhana misalnya untuk penyandang buta aksara, bisa memanfaatkan potongan – potongan kertas yang bertuliskan huruf , dan angka.
Tujuannya adalah untuk memperjelas materi yang disampaikan, karena warga belajar dapat mengenal dan melihat secara langsung.akan menarik minat para warga belajar sehingga penbelajaran lebih hidup dan dinamis sebagai sarana untuk menambah pemahaman warga belajar tentang materi mata pelajaran, terutama media yang berupa permainan.
Prinsip utama dari pembuatan alat peraga denganmenggunakan media akan membuat pembelajaran lebih bermakna dan menggairahkan

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Program pendidikan luar sekolah dipandang lebih mampu mengembangkan kehadiran pendidikan sepanjang hayat untuk mengkondisikan tumbuhnya kesadaran, minat dan semangat masyarakat guna melaksanakan kegiatan belajar yang berkesinambungan. Proses belajar dalam lingkup pendidikan sepanjang hayat, melalui program PLS, dapat ditempuh dengan berbagai cara, salah satunya denngan membuat inovasi – inovasi baru.
Masyarakat yang sedang membangun berkepentingan dengan inovasi, yakni penemuan-penemuan baru baik itu berupagagasan (ide-ide), tindakan (metodologi) atau peralatan baru (teknologi).Inovasi merupakan salah satu faktor pelancar terjadinya perubahan sosial, yang merupakan inti dari pembangunan masyarakat.Namun demikian masih juga orang lebih giat menggali dan mengembangkan sesuatu yang lebih baru dan lebih canggih. Usaha penggalian dan penemuan segala macam inovasi tentunya diharapkan untuk dapat merubah kehidupan dan meperbaruinya kearah yang lebih baik, enak dan menyenangkan.Perlu disadari penemuan-penemuan baru, bagaimanapun hebatnya , tidak banyak artinya dan tidak akan merubah apa-apa jika tidak tersebar penggunaannya kesebagian besar anggota masyarakat, jika masih saja tetap tersimpan dalam file atau gudang-gudang penemunya.
Secara berturut-turut komponen sistem sosial yang punya peranan penting dalam proses penyebaran inovasi adalah (1) anggota sistem sosial yang akan menerima inovasi (2) agen pembaru yang membawa ide (3) tokoh masyrakat yang yang menjadi sumber keputusan pengadopsiaan inovasi (4) saluran atau sistem komuniasi yang digunakan dalam proses sosialisasi. Semuanya diperlukan juga analisis tersendiri tentang keempat komponen sistem sosial tersebut.
3.2. SARAN
Menyebarkan inovasi ke masyarakat itu sangatlah penting bahkan sebagai kewajiban pelaku pembangunan.Akan tetapi ternyata tidak semudah selancar menciptakannya walaupun kadang-kadang banyak juga gagasan, tindakan atau barang baru yang tidak terbendung lagi penyebarannya.inovasi beredar di dalam masyarakat.Oleh karena itu, Masyarakat sebagai sistem sosial terdiri dari komponen-komponen, yang satu komponen saling berkaitan dengan komponen lainya untuk mewujudkan suatu tujuan yang harmonis. Sehingga Setiap komponen memainkan peran dengan beraneka ragam fungsi tertentu, sehingga menghasilkan gerakan atau proses dalam keseluruhan sistem.


DAFTAR PUSTAKA
Saefudin, Udin, Ph.D ( 2008 ), Inovasi Pendidikan.Bandung : Alfabeta
http://pendidikanluarsekolahupi.wordpress.com/makalah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar